ARTIKEL


5 Manfaat Jadi Donor Darah
Dini | Rabu, 12 Januari 2011 | 18:20 WIB

Dibaca: 8350

|
Share:

Jangan khawatir, melakukan donor darah tidak membuat kita jadi lemas, kok.
KOMPAS.com - Simbiosis mutualisme. Itulah yang akan kita rasakan jika kita melakukan donor darah, sebab setiap tetes darah yang kita sumbangkan tidak hanya dapat memberikan kesempatan hidup bagi yang menerima tetapi juga memberikan manfaat kesehatan bagi pendonornya.

Anggapan yang menyatakan mendonorkan darah bisa membuat kita menjadi lemas adalah salah. Saat kita mendonorkan darah, maka tubuh akan bereaksi langsung dengan membuat penggantinya. Jadi, kita tidak akan mengalami kekurangan darah. Selain membuat tubuh memproduksi darah-darah baru, ada lima manfaat kesehatan lain yang bisa kita rasakan:

1. Menjaga kesehatan jantung
Tingginya kadar zat besi dalam darah akan membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap  penyakit jantung. Zat besi yang berlebihan di dalam darah bisa menyebabkan oksidasi kolesterol. Produk oksidasi tersebut akan menumpuk pada dinding arteri dan ini sama dengan memperbesar peluang terkena serangan jantung dan stroke. Saat kita rutin mendonorkan darah maka jumlah zat besi dalam darah bisa lebih stabil. Ini artinya menurunkan risiko penyakit jantung.

2. Meningkatkan produksi sel darah merah
Donor darah juga akan membantu tubuh mengurangi jumlah sel darah merah dalam darah. Tak perlu panik dengan berkurangnya sel darah merah, karena sumsum tulang belakang akan segera mengisi ulang sel darah merah yang telah hilang. Hasilnya, sebagai pendonor kita akan mendapatkan pasokan darah baru setiap kali kita mendonorkan darah. Oleh karena itu, donor darah menjadi langkah yang baik untuk menstimulasi pembuatan darah baru.

3. Membantu penurunan berat tubuh
Menjadi donor darah adalah salah satu metode diet dan pembakaran kalori yang ampuh. Sebab dengan memberikan sekitar 450 ml darah, akan membantu proses pembakaran kalori kira-kira 650. Itu adalah jumlah kalori yang banyak untuk membuat pinggang kita ramping.

4. Mendapatkan kesehatan psikologis
Menyumbangkan hal yang tidak ternilai harganya kepada yang membutuhkan akan membuat kita merasakan kepuasan psikologis. Sebuah penelitian menemukan, orang usia lanjut yang rutin menjadi pendonor darah akan merasakan tetap berenergi dan bugar.

5. Mendeteksi penyakit serius
Setiap kali kita ingin mendonorkan darah, prosedur standarnya adalah darah kita akan diperiksa dari berbagai macam penyakit seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan malaria. Bagi yang menerima donor darah, ini adalah informasi penting untuk mengantisipasi penularan penyakit melalui transfusi darah. Sedangkan untuk kita, ini adalah "rambu peringatan" yang baik agar kita lebih perhatian terhadap kondisi kesehatan kita sendiri.

Setelah menginjak usia 18 tahun, cobalah untuk membiasakan diri mendonorkan darah setiap tiga bulan sekali. Tidak hanya akan memberikan perasaan yang senang karena dapat membantu sesama, namun bermanfaat positif bagi kesehatan tubuh kita sendiri. Dan usia maksimal untuk melakukan kebiasaan baik ini adalah hingga berusia 60 tahun. Jadi jangan tunggu lama lagi, ayo… saatnya donor darah!
(Prevention Indonesia Online/Astrid Anastasia)


Persediaan darah di Kantor Palang Merah Indonesia atau PMI Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada awal bulan Mei kosong. Itu membuat Hernawati Soekarseno (45), yang sejak berusia 18 tahun telah menjadi pendonor darah, merasa gundah.
Belum lagi gundahnya sirna karena belum sempat mengupayakan solusi untuk mengatasi kosongnya persediaan darah di daerah tersebut secara tuntas, terjadi gempa di Yogyakarta dan sekitarnya. Sekitar 5.000 orang tewas dan puluhan ribu orang luka-luka akibat gempa tersebut. Sudah dapat dipastikan kebutuhan darah meningkat untuk keperluan korban bencana yang menjalani operasi.
Hernawati yang sejak tahun lalu menjadi Humas Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Forum Komunikasi Dermawan Darah (Fokuswanda—organisasi yang menghimpun para dermawan darah sukarela, yang disingkat DDS, yang telah menyumbangkan darahnya demi kemanusiaan di PMI seluruh Indonesia sebanyak 75-100 kali ke atas) mengungkapkan rasa gundahnya.
Berita gempa yang terjadi di Yogyakarta dan Jawa Tengah pada Sabtu (27/5) pagi itu diketahui Hernawati melalui siaran radio BBC saat dia bersama rombongan berada di Madinah dalam rangka melaksanakan umrah.
Di depan rombongan peserta umrah asal Indonesia di Madinah, Hernawati menyebutkan perlunya donor darah untuk menolong korban gempa. “Saya paparkan tentang darah bagi kemanusiaan melalui kegiatan donor darah. Ternyata mereka antusias sekali dan menyatakan bersedia mendonorkan darahnya dan siap dihubungi setelah tiba di Indonesia,” katanya.
Hernawati, anak pertama dari empat bersaudara pasangan almarhum Marsekal Pertama Herman Yosef Soekarseno dan Roosmina, pada tahun 1979 adalah pelajar SLTA di Bandung yang menjadi pendonor darah termuda di Jawa Barat.
Mengenai apa yang terjadi di Kabupaten Sukabumi, ia menangkap dari siaran berita dari sebuah stasiun TV swasta. Ia langsung menghubungi Ketua PMI Sukabumi dan menanyakan tentang kelangkaan darah di daerah tersebut, termasuk kendala yang dihadapi.
“Sungguh memprihatinkan, PMI Kabupaten Sukabumi, yang setiap hari sekurang-kurangnya memerlukan 50-an kantong darah, tak mampu memperoleh darah sebanyak itu. Pendonor darah sangat kurang, hanya sekitar 50 kantong darah setiap bulannya diperoleh dari pendonor,” kata Hernawati seraya menambahkan, pihaknya lalu berupaya mencari jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan tadi. Sekurang-kurangnya tiap bulan sekali diharapkan diperoleh darah dari pendonor sebanyak 50 kantong.
Dia merencanakan melakukan penyuluhan kepada masyarakat dengan sasaran utamanya adalah pelajar SLTA. “Kegiatan donor darah sebaiknya dimulai dari pelajar SLTA. Hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa sosial sejak dini melalui donor darah,” kata Hernawati yang sering terjun langsung melakukan penyuluhan tentang donor darah di lingkungan kelompok ibu-ibu posyandu, masyarakat sekitar tempat tinggalnya di Jakarta, serta pemuda dan pelajar SLTA di Jakarta dan Depok.
Kebanggaan
Istri dari seorang wiraswasta yang bergerak di bidang engineering dan ibu dua anak ini menyebutkan, sampai saat ini belum ditemukan darah tiruan. “Oleh karena itu, harapan hidup mereka yang memerlukan darah hanya kepada kesediaan pendonor untuk menyumbangkan darahnya,” kata Hernawati.
Ia mengutip keterangan Ketua Umum DPP Fokuswanda Mayjen Pol (Purn) Pamudji R Soetopo yang mengatakan, ada suatu kebanggaan tersendiri di kalangan pendonor darah Indonesia. “Sebab, Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang memiliki pendonor 100 kali ke atas. Hal ini diungkapkan oleh International Committee of the Red Cross (ICRC) pada acara The 3rd Regional Workshop on Voluntary Blood Donor Recruitment in the South East Asia tanggal 28 November-1 Desember 2005 di Vientiane City, Laos,” kata Hernawati mengutip keterangan Pamudji seraya menambahkan, Ketua DPP Fokuswanda akan melaporkan kepada Pengurus Pusat ICRC di Geneva tentang kerja sama Unit Transfusi Darah (UTD) PMI dengan Fokuswanda untuk dijadikan model bagi negara-negara lain.
Di balik kebanggaan itu, menurut Hernawati, kesadaran bangsa Indonesia untuk mendonorkan darah betapapun masih rendah. Diperkirakan, hanya 1 persen dari masyarakat Indonesia yang mendonorkan darahnya. “Minimal diperlukan 4,5 juta kantong darah setiap tahun untuk kebutuhan di Tanah Air, tapi pencapaian PMI baru 1,3 juta kantong,” kata Hernawati yang pernah mengikuti sekolah jazz ballet selama tiga tahun ketika mengikuti suaminya studi di Australia.
DPP Fokuswanda, menurut Hernawati, kini tengah mempersiapkan acara World Blood Donor Day pada bulan Juni ini. Organisasi dengan anggota 15.000 pendonor sejati ini sedang menyusun serangkaian acara, di antaranya pencanangan Bulan Peduli Kemanusiaan (BPK).
“BPK yang diselenggarakan Fokuswanda bekerja sama dengan UTD PMI DKI akan mengadakan aksi donor darah massal selama 1 bulan, dari tanggal 15 Juni-16 Juli 2006. Kegiatan ini menargetkan sebanyak mungkin kantong darah. Untuk itu, kami mengajak semua pihak berpartisipasi dalam aksi ini sebagai DDS,” kata Hernawati. []
Sumber: Kompas.
http://sosok.wordpress.com/2007/05/24/kegundahan-pejuang-kemanusiaan/


[Kesaksian] Obat Fu Fang, Penangkal Demam Berdarah 











Beberapa tahun terakhir, penyakit Demam Berdarah Dengoe (DBD) selalu dikaitkan dengan upaya transfusi trombocyt darah, sehingga UTD PMI menjadi ramai diserbu keluarga pasien, bahkan tidak jarang muncul transaksi tidak sehat. Tetapi kisah saya ini mungkin bisa merubah kebiasaan itu. Baru semingga lalu saya keluar dari RS di kawasan Warung Buncit Jakarta Selatan, setelah tiga hari dirawat di sana, kata dokter terkena DBD.

Awalnya, hari Sabtu pagi sebangun tidur saya merasa badan tidak keruan, terasa dingin menggigil namun sesungguhnya tubuh mengeluarkan keringat. Seperti biasa, saya menduga mungkin terkena flu ringan, apalagi dua malam sebelumnya saya kurang tidur mempersiapkan acara World Blood Donor Day yang di Jakarta dirayakan dengan acara tebar bunga Melati di bunderah Hotel Indonesia. Untuk gejala flu ringan ini biasanya bisa saya atasi dengan cukup menelan tiga butir pil Panadol di pagi hari, siang dan malam.

Tapi esok Minggu, panas tubuh saya masih tidak turun. Petangnya diantar istri tercinta saya pergi ke dokter untuk berobat, dan masih seperti biasa dikasih empat macam obat flu plus sebotol kecil sirup batuk. Sampai Rabu, panas tubuh tidak juga turun, saya datang lagi ke dokter, minta diagnosa yang benar. Melalui pemeriksaan darah, diketahui bahwa trombosyt darah saya sudah turun mencapai 135.000. Saya segera menjalani rawat inap.

Esok paginya, trombosyt saya kembali turun menjadi 97.000. Saya dan istri menjadi agak panik. Banyak teman memberi saran untuk banyak minum air Aqua dicampur 8 sachet Oralit atau minum Pocari Sweat, jus Jambu Batu merah, jus Kurma atau minum rebusan biji Angkak, dan lain-lain. Dari seorang teman lain, yaitu mantan Gubernur Akpol Bapak Pamudji Rahardjo, saya disarankan mencari obat cina merek FU FANG. Saya segera minta istri cari obat tersebut. Untungnya cari obat ini tidak sulit, siang dan petang segera saya minum dua botol kecil Fu Fang. Esok pagi, petugas Lab kembali periksa darah saya, dan hasilnya cukup mengagetkan, turun hanya 96.000.

Hari itu, saya segera minum lagi Fu Fang untuk pagi, siang dan malam. Sekitar jam 18.30 saya minta periksa darah lagi, dan ternyata trombosit darah saya sudah naik menjadi 110.000, dan yang paling menggembirakan dokter sudah memberi izin saya pulang ke rumah. Apa sih enaknya rawat inap di RS ? Tawaran dokter segara saya sambut, dan pukul 21.30 hari Jumat malam saya sudah tidur di rumah lagi. Saya dirawap inap hanya dua malam tiga hari. Setelah hari ke lima, trombocyt saya sudah 400.000.

Maka saya menganjurkan anda untuk menyediakan stok obat cina merek Fu Fang tersebut di rumah anda. Dia bisa berupa Pil atau minuman cair seperti youghurt. Rasanya manis dan anak-anak pasti menyukai itu. Harganyapun sangat ringan, yaitu di toko obat Blok M senilai Rp. 47.000,- untuk satu dus yang berisi 12 botol kecil. Expired time atau tenggat kadaluwarsa cukup lama yaitu tiga tahun.

Kini Demam Berdarah Dengoe telah dapat diatasi lebih cepat dan lebih murah tanpa transfusi trombocyt.


H. Ariman K. Usman/ Sekjen FOKUSWANDA. - via email


Artikel Detail


Kamis, 1 Maret 2007
Seluk Beluk PMI dan Donor Darah

Apakah benar PMI melakukan jual beli darah?
Tidak benar. Darah yang akan ditransfusikan memerlukan pengolahan lebih dahulu sehingga tidak membahayakan bagi yang menerima darah. Dalam pengolahan ini membutuhkan biaya dan dibebankan kepada pengguna darah; disebut service cost atau biaya pengganti pengolahan darah. Biaya ini digunakan antara lain untuk:

Pembelian kantong darah

Pembelian reagen untuk pemeriksaan golongan darah dan uji cocok serasi Pembelian reagen untuk pemeriksaan uji saring: HBsAg, AntiHCV, AntiHIV, RPR (sifilis)
Service Donor
Gaji karyawan
Pengembangan Unit Transfusi Darah
(sumber: Unit Transfusi Darah PMI Cabang Kota Yogyakarta)

Jika membawa donor sendiri (dari keluarga/teman) kok tetap dikenakan biaya ?
Ya benar. Jika ada yang membutuhkan darah kemudian menggunakan darah dari stok PMI maupun dari keluarga, service cost yang dikenakan adalah sama. Karena baik donor sukarela maupun donor pengganti sama-sama tidak
dibayar. Seperti tersebut di atas, biaya itu adalah biaya untuk
penggantian pengolahan darah.
(sumber: Unit Transfusi Darah PMI Cabang Kota Yogyakarta)

Apa yang didapatkan oleh donor setelah menyumbangkan darahnya?
Setelah menyumbangkan darah, donor yang budiman akan mendapatkan menu donor, yaitu segelas susu, makanan ringan, dan suplemen penambah darah. Selain itu juga akan mendapatkan "Kartu Fasilitas untuk Donor Darah Sukarela". Kartu ini berisi pembebasan service cost jika suatu saat donor itu sendiri membutuhkan darah, keringanan sebesar 50% dari service cost jika ada keluarga si donor yang membutuhkan darah dan pengobatan gratis di poliklinik umum PMI bagi donor jika sakit. Masa berlakunya kartu ini hanya tiga bulan, sehingga diharapkan tiga bulan kemudian si donor mau menyumbangkan darahnya lagi.
(sumber: Unit Transfusi Darah PMI Cabang Kota Yogyakarta)

Saya mau donor jika sudah ada yang meminta saja!

Kapan seorang donor mau menyumbangkan darahnya adalah hak masing-masing donor. Kami hanya ingin memberikan gambaran stok darah yang ada di PMI. Permintaan darah setiap bulannya memang kurang lebih ada sebanyak 3000 kantong darah. Jumlah donor sukarela yang menyumbangkan darahnya 1000 - 1200 per bulan. Sehingga setiap bulannya PMI masih kekurangan 1800 - 2000 kantong darah. Jadi wajar jika bapak/ibu/saudara ketika membutuhkan darah PMI tidak mempunyai stok/persediaan. Nah, kondisi inilah yang mungkin memunculkan pertanyaan seperti tersebut di atas. Agar setiap orang yang membutuhkan darah langsung dapat dipenuhi oleh PMI, maka marilah mulai saat ini, mulai dari diri sendiri menjadi donor darah
sukarela secara rutin tiap 3 bulan sekali. (sumber: Unit Transfusi Darah PMI Cabang Kota Yogyakarta)


Jika saat membutuhkan darah, di PMI tidak ada stok darah, langkah apa yang bisa dilakukan untuk mendapatkan darah?

Yang pertama adalah mencari keluarga atau teman yang dapat menjadi donor pengganti. Jika tidak ada, bertanya kepada petugas siapa "donor on call" yang dapat dihubungi. Jangan sekali-kali menggunakan jasa donor bayaran atau calo donor! Oleh karena itu seyogyanya setiap kantor atau lingkungan tempat tinggal
mempunyai daftar orang-orang yang bersedia menjadi donor (kelompok donor).
(sumber: Unit Transfusi Darah PMI Cabang Kota Yogyakarta)

Kapan dilakukan pemeriksaan uji saring?

Pemeriksaan uji saring terhadap infeksi yang menular lewat transfusi darah meliputi HBSAg, AntiHCV, AntiHIV, dan RPR, dilakukan setelah darah disadap dari donor. Sehingga saat ditransfusikan darah tersebut sudah bebas dari keempat macam infeksi tersebut.
(sumber: Unit Transfusi Darah PMI Cabang Kota Yogyakarta)

Bagaimana perlakuan UTD (Unit Transfusi Darah) terhadap darah yang hasil uji saringnya reaktif/positif?

Darah tersebut tentu saja tidak akan dikeluarkan untuk pasien. Darah ini akan kami musnahkan sesuai prosedur yang berlaku. Dan donor darimana darah ini berasal akan kami beritahu hasil pemeriksaan tersebut sehingga mencegah dia mendonorkan darahnya lagi di lain waktu dan lain tempat. (sumber: Unit Transfusi Darah PMI Cabang Kota Yogyakarta)
Apakah manfaat donor darah bagi pendonor?

Tidak ada manfaat langsung menjadi donor darah. Namun dengan mendonorkan darah secara rutin setiap tiga bulan sekali, maka tubuh akan terpacu untuk memproduksi sel-sel darah baru, sedangkan fungsi sel-sel darah
merah adalah untuk oksigenisasi dan mengangkut sari-sari makanan. Dengan demikian fungsi darah menjadi lebih baik sehingga donor menjadi SEHAT. Selain itu, kesehatan pendonor akan selalu terpantau karena setiap kali donor dilakukan pemeriksaan kesehatan sederhana dan pemeriksaan uji saring darah terhadap infeksi yang dapat ditularkan lewat darah.
(sumber: Unit Transfusi Darah PMI Cabang Kota Yogyakarta)
Artikel dari: www.golongandarah.net

1 komentar:

  1. Para pendonor darah sukarela di DKI Jakarta yang telah menyumbangkan darahnya lebih dari 100 kali berhak menikmati pelayanan kesehatan secara gratis berupa pembebasan biaya rawat jalan, rawat inap,dan biaya operasi..

    BalasHapus